Postingan

Remark The Past

Apa yang menyebabkan seorang manusia tertahan dengan masa lalunya? Sesuai dengan keilmuan yang diketahui, paling banyak adalah kenangan masa kecil. Kenapa kenangan? Karena semua mengendap di otak dan mengena di rasa. Terlebih masa kecil membawa seseorang untuk berpikir lebih banyak di masa muda dan dewasanya. Secara naluriah semua kehidupan membutuhkan kebahagiaan, di masa awal kehidupan manusia selayaknya mendapat dorongan dan sokongan yang bisa menguatkan kakinya menapaki hidup yang semakin rumit. Belajar menjadi seorang Ibu, di usia yang masuk dewasa membuat seseorang mencari dan memperbarui kehidupannya. Lebih banyak pengorbanan yang akan dilakukan, lebih banyak keacuhan yang dibiarkan , bahkan lebih banyak waktu yang disisakan untuk dirinya sendiri. Ini tentang waktu dan masa, karena hidup di masa yang berbeda dengan masa kecilnya, dan kerelaan waktu menumbuhkan keinginan untuk maju.

Human from another side

Tentang Manusia Masaku Sedikit berbagi mengenai karir yang kujalani 3 tahun ini. Berada dalam dunia yang mengharuskan untuk sering berkomunikasi dengan semua lini membuatku membuka mata dan banyak belajar kembali mengenai arti manusia. Tipikal manusia seperti apa yang bisa diajak kerjasama dan yang mana saja yang dipisahkan untuk sama-sama kerja. Sebagai makhluk yang punya karya dan karsa semestinya selalu ada materi yang mengikuti. Terkadang manusia yang materialistis terlalu irasional dan penuh dengan tuntutan untuk diaktualkan oleh orang lain bukan dengan usaha sendiri untuk mengaktualisasikan dirinya sehingga karya dan karsanya mencuat untuk terakui oleh masyarakat luas. Keanehan ini ditemukan dalam dunia ini, orang yang benar-benar mencari sesen Rupiah , orang yang benar-benar hanya mempermasalahkan masalah kerugian yang tak seberapa , orang yang benar-benar menuntut hak terlalu tinggi tanpa memberikan kontribusi apapun hanya berdasarkan mengenal dan mengancam untuk pengaduan

Re-Imagi

Sedikit tentang kehidupan baru yang sedang kujalani, menjadi istri dan mempersiapkan diri kembali menjadi seorang ibu. Banyak harapan dan impian baru yang merasuk dan terpikirkan bisa menjadi nyata. Tetapi aku harus kembali lagi ke asalku setelah terbuai mimpi yang sempat melenakan kehidupan, aku harus bangun itu, tidak hanya mimpi. Secara keras aku disadarkan harus banyak berubah dan berbuat lebih banyak lagi. Sekarang

senyuman anak-anak

sedikit berbagi mengenai keajaiban senyuam anak... entah mulai kapan, yang pasti aku jatuh cinta pada senyuman manusia, terutama anak-anak. bagiku saat itu rahmatNya turun menerjuni hati dan jiwa insan dhoif ini... berpengalaman sejak 2011,mendekap dan menggamit erat lembar mereka,aku seakan tak rela melepas tawa ceria dan canda mereka,slalu ada bayang kebahagiaan di pelupuk mataku yang memantik senyumku. keusilan,kejahilan,kenekatan bahkan,aku suka itu,mereka bebas,ekspresif, karena kesadaranku,aku suka itu,mereka bahagia dan free... senyuman itu punya kimia kebahgiaan yang tak bisa aku beli dengan uang meskipun aku tak mendapatkannya dengan pengorbanan,aku memilih tak menggapai sesuatu saat ini dan dulu,asalkan aku telah diijinkan sejenak menikmati candu memukau dari aliran energi positif mereka..dan itu abadi,karena sampai saat inipun,be;lum terbersit dihatiku untuk melepas mereka ke pangkuan egoisme diri yang menafikan materi...

be asertif

Perilaku Asertif dalam komunikasi memainkan peran yang vital dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Perilaku ini bisa bermanfaat bagi penanganan konflik dan stres di tempat kerja. Komunikasi dengan asertif dapat bermanfaat dalam berbagai area kehidupan, seperti di tempat kerja, di rumah, di sekolah, di perkumpulan sosial, di diskusi kelompok, dan lain-lain Ciri-Ciri Asertif dan Sikap Assertivitas   Fensterheim dan Baer, (1980) berpendapat sesorang dikatakan mempunyai sikap asertif apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :   -Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan   -Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka - Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik   -Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain, tanpa menyinggungnya - Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan - Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang t

love

I love life, love families and still have some love to share with any person I will meet. Life can be lonely without that person. I am a man who is very real when it comes to life. I don't request for anything rather than loving and happy committed relationship with the woman I will meet. I look into the future with hope and would like to create a relationship based on respect, understanding, trust and love. Seeking a relationship with longevity and not just something which will end in just a blink of an eye. I have a great sense of humor and can dish it out to make a sad day enjoyable. Honestly I have all that it takes to be a man, I don't really need anything from my partner It's not all that easy meeting that rightful woman with all those qualities which I'm dreaming off, I love friends and I am a very sincere person who laughs easily, loves to tease and be teased and who communicates openly and honestly.

kisah hati

Garam dan Telaga Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.   Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu. "Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga it